IDNSUARA.COM – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menutup sekitar 300-400 gerai di tahun 2024, meskipun membukukan laba bersih Rp2,39 triliun pada kuartal III 2024.
Naik 9,52% (yoy) dari Rp2,19 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan biaya sewa yang signifikan menjadi salah satu faktor utama penutupan tersebut.
Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, mengungkapkan hal ini dalam sebuah acara di Soll Marina Hotel, Tangerang, Sabtu (14/12/2024).
Ia menjelaskan bahwa penutupan gerai dilakukan karena tingginya biaya operasional, terutama sewa, yang tidak sebanding dengan pendapatan.
Gerai-gerai yang ditutup dinilai tidak lagi memberikan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
"Penutupan gerai merupakan keputusan yang sulit, namun perlu dilakukan,"
ujar Solihin, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (DPP Aprindo).Solihin mencatat kenaikan biaya sewa di beberapa daerah sangat signifikan, bahkan mencapai 1000% dalam kurun waktu 5 tahun.
Sebagai contoh, ia menyebutkan biaya sewa di beberapa lokasi meningkat dari Rp20 juta menjadi Rp200 juta dalam periode 5-6 tahun.
Selain biaya sewa, faktor lain yang berkontribusi pada penutupan gerai adalah keinginan beberapa pemegang waralaba untuk beralih usaha.
Alfamart menawarkan sistem franchise dengan investasi awal sekitar Rp300 juta. Lebih dari 10% dari total 400 gerai yang ditutup merupakan toko franchise.
Meskipun menutup ratusan gerai, Alfamart tetap optimis. Perusahaan telah melampaui target pembukaan gerai
baru tahun ini yang mencapai 800 unit.Solihin menegaskan bahwa penutupan dan pembukaan gerai merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk memastikan keberlanjutan dan profitabilitas.
Hal ini dianggap sebagai proses substitusi, dengan gerai baru diharapkan dapat mengimbangi penutupan gerai yang tidak menguntungkan.
You must be logged in to post a comment.