Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember, para pemimpin kesehatan, organisasi masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan berkumpul untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam penanganan HIV di Indonesia.
Menurut data terbaru, 71% orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) di Indonesia mengetahui status mereka, 64% sedang menjalani pengobatan ARV, dan hanya 49% yang memiliki viral load yang tersupresi. Angka-angka ini menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan dalam layanan pencegahan dan pengobatan HIV.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, berupaya meningkatkan layanan penanganan HIV, termasuk meningkatkan akses layanan bagi remaja dan populasi kunci. Rencana Aksi Nasional HIV AIDS 2025-2029 menitikberatkan pada penyediaan paket pencegahan, seperti kondom
Baca Juga
Namun, tantangan dalam penanganan HIV tetap ada, terutama meningkatnya populasi kunci dan kurangnya akses ke layanan kesehatan yang memadai. Penjangkauan populasi kunci oleh komunitas telah dilakukan di 178 kabupaten/kota, tetapi pemberian paket pencegahan belum optimal dan tidak semua daerah memiliki komunitas yang menjangkau populasi kunci.
Stigma dan diskriminasi juga menjadi hambatan dalam penanganan HIV. "Kami menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses layanan, terutama bagi populasi kunci," kata dr. Natasha Adhani, MPH, dari Kementerian Kesehatan.
Inti Muda Indonesia, sebuah organisasi yang berfokus pada kesehatan reproduksi dan HIV remaja, menyoroti perlunya pengembangan pedoman teknis untuk tes HIV bagi
remaja di bawah 18 tahun. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 29 Tahun 2016 tentang standar layanan kesehatan untuk remaja."Kami percaya bahwa dengan kebijakan yang inklusif, kita dapat memberikan akses yang lebih baik kepada remaja untuk mendapatkan layanan yang mereka butuhkan," kata Bella Aubree, Koordinator Nasional Inti Muda Indonesia.
Berdasarkan estimasi epidemiologis UNAIDS 2024, terdapat 1,3 juta infeksi HIV baru dan 630.000 kematian terkait AIDS secara global pada 2023. Hanya 48% anak-anak yang hidup dengan HIV yang berhasil mencapai viral suppression.
"Tanpa tindakan segera, infeksi HIV baru akan meningkat, dan respons terhadap HIV.
You must be logged in to post a comment.