Perbatasan Lebanon-Suriah di Masnaa dipadati warga Suriah yang mengantre untuk menyeberang kembali ke tanah air mereka. Kecepatan penggulingan rezim Presiden Bashar al-Assad mengejutkan dan membuat mereka gembira, terutama setelah bertahun-tahun menghindari kekerasan atau mencari kehidupan yang lebih baik.
Meski pemerintah Assad mengklaim kemenangan beberapa tahun lalu, kondisi kehidupan warga Suriah tak kunjung membaik. Akibatnya, warga Suriah yang sebelumnya mengungsi ke Lebanon kini berbondong-bondong kembali.
"Rakyat kami menanggung ketidakadilan yang tak terlukiskan selama berdekade-dekade," kata sebuah pernyataan dari pemberontak. "Kami akan membangun kembali negara ini sebagai tanah air bagi semua warga Suriah."
Pemberontak menyatakan bahwa rezim Assad telah berakhir. Kedutaan Besar Suriah di Qatar
juga merilis pernyataan yang menyebut "fajar kebebasan telah muncul dan Suriah telah terbebas dari cengkeraman tirani."Dalam 10 hari terakhir, para pemberontak telah merebut kota-kota besar seperti Aleppo, Hama, dan Homs. Kegembiraan menyelimuti ratusan ribu warga Suriah yang mengungsi ke negara-negara tetangga. Sekitar 90 persen warga Suriah hidup dalam kemiskinan dan menghadapi krisis kemanusiaan.
Pemerintah Turki menyambut baik jatuhnya rezim Assad dan membuka kembali perbatasannya dengan Suriah. Yordania juga telah mengizinkan warga Suriah kembali ke negara asal mereka.
Pihak berwenang Lebanon tidak mewajibkan pengungsi Suriah untuk melewati bea cukai atau mencap paspor mereka. Para pengungsi Suriah di Turki dan negara-negara Eropa kini mempertimbangkan
untuk pulangBerita ini di kutip dari Sumber: https://news.detik.com/internasional/d-7676874/warga-suriah-antre-di-perbatasan-untuk-pulang-usai-rezim-assad-tumbang
You must be logged in to post a comment.