Tari Gending Sriwijaya: Warisan Budaya yang Menyambut Tamu

Palembang, Sumatera Selatan - Tari Gending Sriwijaya, tarian tradisional dari Palembang, memiliki sejarah panjang yang berawal dari permintaan pemerintahan Jepang pada tahun 1942-1943. Hodohan (Jawatan Penerangan Jepang) diminta untuk menciptakan lagu dan tari untuk menyambut tamu resmi.

Setelah lagu Gending Sriwijaya selesai digarap, tim penata tari mengumpulkan bahan-bahan dari tari-tari adat Palembang. Miss Tina haji Gong, seorang penari profesional, mengurus properti dan busana pementasan. Gerakan Tari Gending Sriwijaya terinspirasi dari kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima tamu yang dihormati.

Untuk pertama kalinya, Tari Gending Sriwijaya ditampilkan pada bulan Mei 1945 di hadapan Kolonel Matsubara, Kepala Pemerintahan Umum Jepang. Setelah Kemerdekaan Indonesia, tari ini

menjadi tarian penyambutan tamu resmi pemerintahan yang berkunjung ke Sumatera Selatan.

Gerakan Tari Gending Sriwijaya terdiri dari: sembah, jalan keset, tangan bersilang, pandangan mata mengikuti tangan, badan condong ke depan, ukel ke depan, tangan disilangkan dan diarahkan ke badan, tolak bala, sembah. Sebagai pelambang rasa bahagia, penari mempersembahkan "tepak" berisi kapur, sirih, pinang, dan ramuan lainnya.

Saat ini, Tari Gending Sriwijaya sering dipentaskan dalam festival budaya, pesta pernikahan, dan kegiatan instansi pemerintahan. Tari ini memiliki fungsi untuk menghormati dan menyambut tamu besar

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.

Related Articles